tentcorp.com – Ketua Umum Dewan Tradisi Tubuh Permufakatan (Bamus) Betawi, Muhammad Rifqi memberi respon masalah yang ada dampak pengakuan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Jakarta nomor urut 1 Suswono masalah janda kaya menikah dengan pemuda pengangguran.
“Sebetulnya jika saya saksikan dari videonya tidak ada tujuan, secara implisit tidak dikatakan jika Pak Suswono menyamai Rasulullah ke pengangguran, tidak berada di situ,” kata Rifqi dalam penjelasannya di Jakarta, Selasa.
Ia memiliki pendapat tidak ada yang keliru dengan pengakuan politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut. Ia sayangkan beberapa pihak yang tidak pahami dengan utuh apa yang dikatakan oleh Suswono.
Oleh karenanya, dia memandang bawa pengakuan Suswono ke ranah hukum benar-benar dibuat-buat. Pengakuan Suswono itu tidak dapat dipersamakan kasus penistaan agama pada Pilgub Jakarta 2017.
“Berbeda nih, ini kan ingin tarik ke kasus 2017 nih jaman Ahok, ditarik-tarik ke situ nih, ini kan politik . Maka jika saya menyaksikannya ini terlalu berlebih dan mengada-ngada. Sebetulnya jika itu dipandang menjadi penghinaan agama terlampau awal,” kata pria yang umum dipanggil Eki Pitung.
Ia juga yakini laporan dari faksi tertentu ke kepolisian akan ditampik karena tidak ada bukti yang menunjukkan Suswono secara implisit mengejek Nabi Muhammad SAW sebagai seorang pengangguran.
“Menurut saya beberapa orang yang memberikan laporan ke polisi saya percaya itu merunut saya akan ditampik, mengapa, karena tidak ada penemuannya. Penghinaannya di mana? Karena itu tafsiran. Karena hukum itu jangan gunakan tafsiran,” tuturnya.
Ia juga minta seluruh pihak tidak memperkeruhkan Pemilihan kepala daerah Jakarta 2024 dengan mainkan politik jati diri. Ditambah, Suswono secara individu sudah mohon maaf.
“Kita ini sudah jangan kembali bawa politik jati diri, Jakarta sudah usai lah 2017 tempo hari kita belajar, tidak ada yang dirugikan, tidak ada yang diuntungkan . Kan di sini Muslim, di situ Muslim. Lebih bagus bermain wawasan program, jadwal yang mencerdaskan, bagaimana membuat ibukota dengan gagasan dan ide yang positif,” ucapnya.
Dalam pada itu, Ketua Umum Koalisi Santri Jakarta (Alaska) Abdul Azis memiliki pendapat tidak ada yang keliru dengan pengakuan Suswono itu.
“Saya berpikir tidak terlalu berlebih dan ini kan cuma anjuran, terus kelirunya di mana? Anjuran dan sekadar anjuran saja dan gak perlu diperbesar dan tidak perlu melebar-lah,” katanya.
Bekas Ketua GP Ansor DKI ini menjelaskan, memang betul Rasulullah dahulu menikah dengan Siti Khadijah ketika seorang wanita janda kaya dan menolong ceramah Rasulullah.
“Bila Pak Suswono itu menghimbau begitu kelirunya di mana? Itu juga bila janda kaya-nya ingin, kan tidak salah donk, dan beliau juga meminta maaf kan,” tutur Azis.
Menurutnya, tidak butuh pengakuan Suswono itu dipermasalahkan sampai digeret ke ranah agama karena sebuah pengakuan harus disaksikan dari segi faedah dan manfaatnya dan pemilihan kepala daerah ini harus sejuk dengan ide dan program untuk membuat Jakarta.
“Jangan memperkeruhkan dan dipandang seperti sebagai sebuah penistaan,” katanya.
Awalnya, Calon Wakil Gubernur Jakarta nomor urut 1 Suswono mohon maaf selesai pengakuannya yang memunculkan masalah dalam pertemuannya dengan Organisasi masyarakat Kebangunan Juara dan Advokat (Bang Japar) yang terjadi pada Sabtu (26/10).
“Saya mengetahui jika pengakuan saya dalam tatap muka dengan sukarelawan Bang Japar sudah memunculkan masalah, atas hal tersebut saya mohon maaf, sekalian mengambil pengakuan itu, ” katanya dalam info yang diterima, Senin (28/10).
Suswono menerangkan, pengakuan itu ia berikan dalam kerangka bergurau menyikapi sindiran satu diantara masyarakat pada sebuah publikasi.
“Tidak ada tujuan benar-benar menyentuh mengenai janda apalagi Manusia Agung sepanjang jaman, Rasulullah SAW. Sebagai panutan dalam tiap kehidupan saya, ” ucapnya.
Tetapi demikian Menteri Pertanian masa 2009-2014 itu mengaku bila guyonan itu dipandang kurang pas dan arif.
“Apapun itu penuturannya, saya seutuhnya mengaku kekeliruan saya. Guyonan itu walaupun ditujukan untuk sampaikan perhatian ke anak yatim dan beberapa janda dan pemuda di Jakarta, terang tidak pada tempatnya,” jelas Suswono.