Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS), memberikan ancaman akan jatuhkan ancaman ke Uni Emirat Arab (UEA). Pasalnya Putra Mahkota Arab Saudi MBS menyebutkan sekutunya yang dipegang Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan (MBZ), sudah menusuk negerinya dari belakang.
Ini sebelumnya sempat dikatakan MBS waktu kumpulkan reporter lokal di Riyadh untuk pembimbingan off-the-record pada Desember 2022 kemarin. Informasi awalnya dibikin Wall Street Journal (WSJ) minggu ini. “Sekutu negara sepanjang beberapa puluh tahun, UEA, menusuk kita dari belakang,” kata MBS, menurut beberapa orang yang datang pada pertemuan tersebut.
“Mereka akan menyaksikan apa yang dapat saya kerjakan,” sambungnya.
Pada Desember 2022 lalu, Pangeran MBS memberikan ancaman akan memblokade UEA karena tidak ingin terus-terusan disaingi berkaitan teritori Teluk.
Bahkan juga, MBS mengatakan jika dia sudah mengirim jejeran tuntutan ke Abu Dhabi dan mengingatkan jika Arab Saudi akan ambil langkah tegas bila UEA terus lemahkan dampak kerajaannya di teritori Teluk.
Merilis dari WSJ, MBS memberikan ancaman jika faksinya akan memberi ancaman yang tambah jelek dibanding yang diterapkan pada Qatar. “Ini akan tambah jelek dibanding apa yang saya kerjakan pada Qatar,” tutur MBS, d ikutip Sabtu (22/7/2023).
Awalnya, jalinan Arab Saudi dan Qatar sempat lebih buruk. Pada 2017 lalu, Arab memutuskan embargo atas Qatar dengan memblokade ekonomi lebih dari 3 tahun. Tetapi, ke-2 negara pada akhirnya ‘rujuk’ pada 2021. Diperhitungkan, referensi itu karena ke-2 negara ingin membuat block melawan Iran.
Semenjak beberapa lalu, jalinan Pangeran MBS dan Presiden UEA, MBZ, disebutkan telah menghangat. Karena, ke-2 pimpinan itu berebutan kekuasaan di daerah Teluk.
Konflik ke-2 nya sempat tumpah di tatap muka OPEC pada Oktober 2022 kemarin. Waktu itu, UEA mendakwa Saudi memaksakan menyepakati pengurangan produksi minyak. Bahkan juga, Emirat sebelumnya sempat mengatakan siap undur dari OPEC karena supremasi Arab.
Kemelut di antara ke-2 negara itu beberapa petinggi Amerika Serikat (AS) khawatir. Mereka cemas, kompetisi di Teluk bisa menghalangi usaha untuk membuat block keamanan buat menantang Iran, menuntaskan perang di Yaman, dan meluaskan jalinan diplomatik Israel dengan beberapa negara Muslim.