Israel Bombardir Kampus Al-Azhar di Gaza
Master gacor – Wakil Menteri Luar Negeri Palestina Amal Jadou menjelaskan Israel sudah lakukan gempuran bom ke Kampus Al-Azhar di Gaza. Gempuran itu terjadi Sabtu waktu di tempat.
D ikutip Al-Jazeera, Minggu (5/11/2023), peristiwa pemboman kampus Al-Azhar itu diupload di akun X Jadou. Berdasar laporan Tareq Abu Azzoum dari Al Jazeera, yang berkuliah di Kampus Azhar, sampaikan pemboman itu terjadi pada Sabtu pagi.
Dalam pada itu, Dewan Jalinan Amerika-Islam (CAIR) atau The Council on American-Islamic Relations –organisasi advokasi dan hak sipil muslim paling besar di AS– sampaikan sayap kanan Israel merusak Kampus Al-Azhar di Gaza.
CAIR menyumpah kejadian tersebut. Mereka menyorot gempuran Israel pada Kampus di Gaza, gempuran di kamp evakuasi, dan gempuran mematikan yang lain.
Disamping itu, CAIR memandang gempuran pada sarana PBB yang memuat pengungsi menunjukkan jika komune internasional harus melakukan tindakan untuk hentikan kampanye genosida oleh Israel yang menarget masyarakat Palestina.
Minimal ada 15 orang meninggal dalam gempuran pada sekolah punya PBB yang berperan sebagai penampungan dalam suatu kamp evakuasi di lajur Gaza Utara yang terserang di hari Sabtu. Sarana PBB yang lain jadi target Israel.
Sekitar 51 masyarakat Palestina meninggal dan beberapa puluh yang lain cedera dalam gempuran udara Israel pada sebuah rumah di kamp pengungsi Maghazi.
Diketahui, gempuran Israel sudah mengakibatkan nyaris 10.000 masyarakat Palestina, termasuk beberapa ribu anak wanita meninggal. CAIR menyumpah pembantaian yang sudah dilakukan Israel pada masyarakat sipil Palestina sampai gempuran di Rumah Sakit Shifa di Gaza.
“Penting untuk komune internasional untuk turun tangan hentikan kampanye genosida, rasis, apartheid, pemerintahan Israel yang menarget masyarakat Palestina, yang lingkupnya benar-benar mengagumkan dalam gempuran tanpa pandang bulu pada kamp pengungsi, pengungsi yang larikan diri, wartawan, sarana klinis, ambulans, mushola, gereja, infrastruktur penting dan saat ini instansi pendidikan dan sarana PBB,” katanya.
“Bukti jika negara kita memberikan fasilitas genosida ini adalah bintik kepribadian yang hendak masih tetap ada sampai angkatan kedepan. Harus ada gencatan senjata saat ini,” katanya.
Semakin bertambah Daftar Negara Ambil Duta besar dari Israel Dampak Perang di Gaza
Beberapa negara telah menarik duta besarnya dari Israel. Mereka tidak sepakat dengan sikap Israel yang menghajar masyarakat sipil di Lajur Gaza dan Palestina umumnya, sejumlah minggu paling akhir ini.
Dikutip Al Arabiya, Rabu (1/11) tempo hari, ada Bolivia, Chile, dan Kolombia yang memikat ambasadornya dari Tel Aviv. Tidak cuma dari negara Amerika Latin, dari teritori Timur Sedang Yordania dan Bahrain yang lakukan cara sama.
Bolivia
Pemerintahan Bolivia umumkan untuk memutuskan jalinan diplomatik Israel. Bolivia terdaftar sebagai negara pertama di Amerika Selatan yang pilih memutus hubungan diplomatik Israel pascaserangan Israel ke Palestina semenjak 7 Oktober kemarin. Gempuran itu sudah tewaskan beberapa ribu orang sampai sekarang ini.
“Pemerintahan sudah memilih untuk memutuskan jalinan diplomatik negara Israel sebagai penampikan dan hujatan atas gempuran militer Israel yang agresif dan tidak seimbang yang sudah dilakukan di Lajur Gaza,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Bolivia Freddy Mamani dalam pertemuan jurnalis seperti dikutip AFP, Rabu (1/11/2023).
Menteri Kepresidenan Bolivia, Maria Nela Prada, menjelaskan negaranya mendesak Israel untuk akhiri gempuran ke Lajur Gaza. Pemerintahan Bolivia selekasnya mengirim sumbangan kemanusiaan ke Gaza.
“Kami menuntut disudahinya gempuran di Lajur Gaza yang selama ini sudah mengakibatkan kematian beberapa ribu masyarakat sipil dan evakuasi paksakan masyarakat Palestina,” ucapnya pada pertemuan jurnalis MGO303.
Sikap Bolivia ini dulu pernah terjadi di tahun 2009 lalu. Pada tahun itu pemerintahan Bolivia pilih memutus hubungan diplomatik Israel. Jalinan ke-2 negara itu baru makin membaik sekitaran tahun 2019.
Chile
Chile memiliki pendapat Israel telah lakukan pelanggaran kemanusiaan melalui invasinya di Gaza. “Chile menyumpah keras dan memperhatikan dengan penuh kedukaan… operasi militer ini,” kata Kementerian Luar Negeri Chile pada sebuah pengakuan.
Israel berkelit mengincar Hamas melalui gempuran ke Gaza tersebut. Akan tetapi, warga sipil banyak yang meninggal. Ini sama juga, kata Chile, dengan ‘hukuman kolektif’ pada semuanya orang Gaza yang tidak bersalah karena hanya Hamas yang dipastikan Israel bersalah. Semestinya, masyarakat sipil jangan didiamkan memikul hukuman kelompok.
Pengakuan Chile itu mengatakan disudahinya perselisihan, pembebasan beberapa tawanan yang ditahan oleh Hamas, dan meluluskan transit sumbangan kemanusiaan untuk warga Gaza yang sejumlah sekitaran dua juta warga.
Awalnya di hari yang masih sama, Kementerian Luar Negeri Chile menjelaskan dalam pengakuan terpisahkan, jika faksinya menggerakkan jalan keluar dua negara di antara Israel dan daerah-daerah Palestina.
Kolombia
Kolombia menarik dubesnya dari Israel. Hal tersebut dikatakan Presiden Chile Gustavo Petro dalam pesan di X, awalnya dikenali sebagai Twitter, di hari Selasa (31/10) waktu di tempat.
“Saya sudah memilih untuk menarik dubes kami untuk Israel. Bila Israel tidak hentikan pembantaian masyarakat Palestina, kami tidak dapat tinggal diam,” ucapnya.
Yordania
Yordania umumkan penarikan Duta Besarnya dari Israel pada Rabu (1/11) waktu di tempat. Kewenangan Amman memperjelas Duta Besarnya cuma akan balik ke Tel Aviv bila Israel hentikan perangnya di Lajur Gaza dan akhiri ‘krisis kemanusiaan yang disebabkannya’.
Israel terus mendobrak Lajur Gaza untuk membalasnya gempuran Hamas pada 7 Oktober lantas, yang disampaikan tewaskan 1.400 orang. Laporan kewenangan kesehatan Gaza menyebutkan minimal 9.061 orang, termasuk 3.760 beberapa anak, meninggal karena gempuran udara Israel sepanjang tiga minggu paling akhir.
Bahrain
Seperti dikutip Reuters dan Al Arabiya, Jumat (3/11/2023), cara barusan dipublikasikan oleh parlemen Bahrain pada Kamis (2/11) waktu di tempat. Parlemen Bahrain umumkan jika Duta Besar Israel sudah tinggalkan Manama.
Selanjutnya diterangkan jika keputusan menarik pulang Duta Besar dan membatalkan jalinan ekonomi itu didasari pada ‘sikap kompak dan bersejarah kerajaan yang memberikan dukungan perjuangan Palestina dan hak-hak resmi masyarakat Palestina’.
Dalam responnya, Israel menjelaskan faksinya belum terima berita apa pun itu masalah cara Bahrain itu. Dipertegas oleh Tel Aviv jika hubungan dengan Bahrain sekarang ‘stabil’.
“Kami ingin mengonfirmasi jika tidak ada pernyataan atau keputusan yang sudah diterima dari pemerintahan Bahrain dan pemerintahan Israel untuk pulangkan Duta Besar negara itu,” sebutkan Kementerian Luar Negeri Israel dalam pengakuannya.
“Jalinan Israel dan Bahrain konstan,” katanya kepada MGO55.