Daya Membeli Orang RI Jebol? Ini Bukti yang Terjadi

Daya Membeli Orang RI Jebol? Ini Bukti yang Terjadi

MGO303 – Survey Index Kepercayaan Customer (IKK) Bank Indonesia (BI) memperlihatkan ada trend pengurangan berbelanja. Khususnya untuk golongan masyarakat dengan pengeluaran sampai Rp4 juta /bulan.

Survei itu temukan konsumsi warga menengah ke bawah Indonesia tercermin ketahan. Golongan masyarakat dengan pengeluaran Rp 1-2 juta kurangi konsumsi sebab ada angsuran yang dibayarkan semakin lebih besar (7,1%) dan menambahkan pembagian tabungannya (15,7%).

Presiden Federasi Serikat Karyawan Nusantara (KSPN) Ristadi benarkan ada kecondongan pengurangan berbelanja di kelompok pekerja sekarang ini. Keadaan itu, katanya, bahkan juga terjadi semenjak tahun 2020.

Menurut dia, kelompok pekerja sekarang alami pengurangan daya membeli. Di waktu bersama, gelombang penghentian hubungan kerja (PHK), atau merumahkan pegawai tetap terjadi.

“Jadi bukan menyengaja meredam berbelanja, tetapi memang pendapatan yang ngepas serta tidak sesuai tuntutan hidup,” ucapnya ke CNBC Indonesia, d ikutip Jumat (10/11/2023).

“Yang korban PHK sudah tentu daya belinya turun, yang masih kerja turun karena beberapa biaya naik. Ongkos beberapa anak sekolah naik, BBM naik, ongkos sewa kontrak naik, angkutan umum naik,” tegasnya.

Di lain sisi, lanjut Ristadi, peningkatan gaji tidak dapat mengimbangi. Atau, tambah ia, bahkan juga tidak ada peningkatan gaji.

“Yang terjadi ialah hutang karyawan pekerja ke koperasi, pinjol (utang online), dan beberapa bank liar akan naik. Tutup lubang, keduk lubang,” ucapnya.

“Sampai tahun akhir bila terus menerus terjadi PHK atau karyawan MGO55 dirumahkan keadaannya akan sama. Khususnya di bidang manufacturing tekstil, garmen, dan sepatu,” katanya.

Ristadi menjelaskan, memang sekarang ini tidak terlampau kelihatan pergolakan karena pengurangan daya membeli khususnya di kelompok pekerja. Hal tersebut, katanya, satu diantaranya karena pemerintahan menggulirkan beragam bantuan ke warga.

“Terlihat tidak ada pergolakan sosial-ekonomi karena keadaan ini karena pekerja/ karyawan yang di-PHK berpindah ke ojol dan kerja sembarangan seadanya. Yang pendapatannya jauh di bawah masih kerja di pabrik,” papar Ristadi.

“Disamping itu ada banyak kontribusi tunai dari pemerintahan. Itu benar-benar menolong. Membantu sebentar, tetapi tidak menuntaskan permasalahan,” ucapnya.

Karena itu, ia mengharap pemerintahan terus memicu investasi, khususnya di bidang yang menyerap tenaga kerja semakin banyak dan memberikan gaji yang pantas, dan keadaan kerja pantas.

Dalam pada itu, Macro Equity Taktikst MGO777 Samuel Sekuritas Indonesia Lionel Priyadi menjelaskan, pelambatan ekonomi kemungkinan masih bisa terjadi sampai tahun akhir 2024.

“Pelambatan ekonomi akan bersambung sampai tahun akhir 2024. Karena ekonomi dunia bertemu dengan krisis AS dan Eropa dan China yang ekonominya makin lemas,” ucapnya.

“Karenanya, program bantuan yang digulirkan untuk meredam daya membeli supaya tidak jatuh, telah pas untuk periode pendek,” tutur Lionel.

Sebagai informasi, survei Bank Indonesia itu memperlihatkan, berbelanja golongan masyarakat dengan pengeluaran Rp1-2 juta menurun jadi 76,7%, paling rendah semenjak Juni 2023.

Dalam pada itu, konsumsi warga dengan pengeluaran Rp2,1-3 juta menurun jadi 76,5%, lebih rendah dibanding September yang terdaftar sejumlah 77,1%

Dan konsumsi warga dengan pengeluaran Rp3,1-4 juta turun jadi 73,7%, paling rendah semenjak Mei 2023 atau dalam lima bulan akhir.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *